Followers

Translate

Tuesday, January 16, 2018

MANAJEMEN SDM

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

A. PENGERTIAN MANAJEMEN SDM 
      Dilihat dari struktur kata-katanya, jelas terdapat dua perkataan yang masing-masing memiliki konsep, meskipun seluruhnya sebenarnya terdiri dari empat perkataan. Dengan kata lain harus diterima, bahwa perkataan Manajemen merupakan satu konsep, sedang tiga perkataan lainnya yakni "Sumber Daya Manusia" juga memiliki satu konsep. Untuk itu agar pengertiannya dapat dipahami, akan diketengahkan lebih dahulu pengertian Manajemen, dengan mcmilih yang memiliki hubungan dengan SDM.

l. Pengertian Manajemen
       Sejalan dengan uraian-uraian di atas berikut ini diketengahkan pendapat George R. Terry yang mengatakan bahwa "Manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sndah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain".
      Pengertian tersebut secara eksplisit menyatakan unsur SDM dengan menyebutkannya "bantuan orang lain". Oleh karena itu pengertian ini sangat dekat hubungannya dengan pandangan-pandangan baru di dalam manajemen SDM. kedekatan itu tersurat dan tersirat dalam pengakuan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi. terdapat sejumlah manusia (SDM) yang ikut berperanan dan harus diperankan Selanjutnya jika dipilah-pilah, temyata pengertian tersebut memiliki unsur-unsur secara keseluruhan sebagai berikut:

  1. Unsur Tujuan Organisasi, yang bila dikaitkan dengan padangan baru adalah keuntungan dan manfaat lainnya. melalui dihasilkannya produk dan pelayanan yang berkualitas.                                                                                                                    
  2. Unsur Bantuan. yang bila dihubungkan dengan pandangan bani berani pengikutsertaan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai eksistensi organisasi, melalui kerja individual dan kerja di dalam tim (team work).                                      
  3. Unsur orang lain, yang jika dikaitkan dengan pandangan baru dapat diartikan para pekerja dan para manajer, yang harus diikutsertakan oleh top manajer. Namun jika para manajer dan top manajer dipandang sebagai kesatuan dan disebut eksekutif, maka orang lain adalah para pekerja yang harus diperlakukan sebagai partner.



2. Pengertian Sumber Daya Manusia
Berikut ini diketengahkan tiga pengertian. yang masing~masing mengatakan sebagai berikut;

  1. Sumber Daya Manusia (SDM) adaiah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).                 
  2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.                                                                                      
  3. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.


     Ketiga pengertian tersebut tidaklah bertentangan meskipun pengertian yang pertama dan kedua sifatnya sangatsederhana.Untuk itu akan diketengahkan beberapa identifikasi mengenai unsur-unsurya sebagai berikut:


  1. Unsur manusia yang dilihat dari potensinya disebut sumber daya, berbeda dengan sumber daya material. Manusia sebagai sumber daya bersifat potensial/abstrak, tidak dapat diukur dad jumlahnya. Potensi itu merupakan proses dan basil interaksi substansi fisik dan psikis, bempa kemampuan mencipta, kemampuan mengkhayal, kemampuan berpikir yang menghasilkan gagasan, kreativitas, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, mempredjksi, wawasan ke masa depan, keterampilan dan keahlian, dan lain-lain. Kemampuan itu sangat tinggi nilainya, jika dikongkritkan menjadi kegiatan bisnis yang kompetitif, sebagai kemampuan yang tidak dimiliki oleh semua manusia. Oleh karena itu jumlah yang banyak tidak akan berarti apabila bukan terdiri dari SDM yang potensial dan berkualitas. Sebaliknya seorang atau beberapa orang saja, yang potensial dan berkualitas dimiliki oleh organisasi/perusahaan, maka akan mampu mengantarkan organisasinya dalam mencapai sukses.                                                                                                                    
  2. Manusia adalah sumber daya yang harus disediakan pembiayaannya untuk imbalan atas pekerjaan dan jasa-jasanya kepada organisasi/perusahaan. Imbalan tersebut pada dasamya merupakan penghargaan, dan sekaligus ganjaran agar memberikan kontribusinya secara maksimal pada usaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Oleh karena itu jumlah dana yang dibayarkan berupa kompensasi langsung dan tidak langsung akan menjadi sangat besar, yang secara langsung akan mempengaruhi harga dasar produk (barang atau jasa) yang dipasarkan. Dengan kata lain pembiayaan (cost) tersebut, secara otomatis berfungsi sebagai modal. Dalam kenyatannya pembiayaan itu menjadi bertambah besar apabila SDM sebagai sumberdaya merupakan tenaga kerja langka, yang keterampilan dan keahliannya sangat terbatas di pasar tenaga kerja. SDM seperti itu mengharuskan perusahaan memprogramkan dan membayarkan kompensasinya secara bersaing dengan organisasi/perusahaan sejenis. Oleh karena itulah SDM di lingkungan perusahaan ditempatkan juga sebagai modal (non material/non finansial), yang harus diperhitungkan dalam pembiayaan (cost), agar tujuannya untuk meraih keuntungan dapat diwujudkan.                                                                                          
  3. Di dalam ketiga pengertian di atas terdapat juga unsur ketiga yakni potensi nyata (real) secara fisik dan psikis yang dimiliki manusia sebagai-makhluk yang unik dan kompleks. Manusia sebagai sumber daya berbeda dari sumber daya lainnya berupa sumber daya material dan finansial bagi sebuah perusahaan (organisasi). SDM merupakan subyek yang aktif dan menentukan, bukan obyek yang pasif dan ditentukan sebagaimana kedua jenis sumber daya lainnya. Dengan mempergunakan potensi fisik dan psikis yang dimilikinya SDM melakukan berbagai kegiatan, yang salab satu di antaranya disebut bekerja, sebagai usaha mewujudkan eksistensi organisasi/perusahaan. Untuk itu manusia mempergunakan sumber daya material dan finansial sebagai alat guna mcncapai tujuan strategis organisasi/perusahaan. Dalam usaha SDM memaksimalkan pencapaian tujuan tersebut, di penghujung abad XX dan memasuki adab XXI dalam bekerja diperlukan kccepatan dan ketepatan menghimpun, mengolah dan memanfaatkan informasi. Hasilnya harus diwujudkan berupa kecepatan dan ketepatan memberikan respon berupa kegiatan bisnis, yang diwujudkan melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan kontrol proses produksi dan hasilnya agar berkualitas tinggi.


3. Kesimpulan

       Berdasarkan pengertian kedua perkataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proscs mendayagunakan manusia sebagai tenaga kcrja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (perusahaan).
      Dalam rumusan lain dapat disimpulkan bahwa Manajemen SDM adalah pengelolaan individu-individu yang bekerja dalam organisasi berupa hubungan antara pekerjaan dengan pekerja (employer-employee), temtama untuk menciptakan pemanfaatan individu-individu secara produktif sebagai usaha mencapai tujuan organisasi dan dalam rangka perwujudan kepuasan kebumhan individu-individu tersebut.
Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat diketengahkan beberapa paradigma sebagai berikut:

  1. Manusia memerlukan organisasi dan sebaliknya organisasi memerlukan manusia. Manusia merupakan motor penggerak, tanpa manusia organisasi tidak akan berfungsi. Manusia merupakan faktor utama dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Dengan kata lain eksistensi organisasi diwujudkan .melalui kegiatan manusia yang disebut bekerja. Oleh karena itu kompetitif atau tidak eksistensi suatu organisasi (perusahaan) tergantung atau ditentukan oleh manusia, yang sangat penting artinya dalam menghadapi perubahan lingkungan/iklim bisnis sekarang dan di masa mendatang. Setiap organisasi/perusahaan tidak dapat menolak fakta bahwa SDM mempakan faktor sentral dalam upaya mewujudkan eksistensinya berupa tercapainya tujuan bisnis yakni keuntungan dan manfaat manfaat lainnya.                                       
  2. Potensi psikologis yang dimiliki seorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaan, bersifat abstrak dan tidak jelas batas-batasnya. Potensi itu cenderung lebih besar daripada kemampuan nyata (achievement) bisnis yang ditampilkannya sekarang. Para manajer perlu dan berkewajiban mcngguli, menyalurkan. membina dan mengembangkan potensi yang dimiliki pckerja dalam rangka peningkatan produktivitas. Kemampuan itu perlu pula dikomunikasikan dan dihargai, agar dipertahankan dan dipergunakan sccara efektif dan efisien oleh setiap pekerja. Usaha itu ibarat menggali potensi sejumlah orang yang pandai menyanyi untuk mendapatkan seorang atau beberapa orang biduan untuk terus menerus dibina. Usaha itu tidaklah mudah, sebagaimana juga untuk mendapatkan individu yang memiliki kemampuan bisnis yang tinggi. Untuk itu para manajer perlu memberikan kesempatan dan menaruh perhatian yang serius terhadap kreativitas, inisiatif, gagasan, saran-saran dan pendapat, bahkan juga kritik~kritik dari pekerja, mengenai bisnis yang sedang dijalankan, termasuk juga prospek bisnis baru di masa depan.                  
  3. Sumber daya material dan fmansial perlu disediakan dan dipergunakan dalam jumlah yang memadai untuk keperluan pengelolaan SDM. Perlu diyakini bahwa melalui SDM yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi yang terbaik dalam mencapai tujuan organisasi, berarti akan diperoleh keuntungan yang berimbang atau melebihi nilai sumber daya material dan finansial yang telah digunakan untuk mengclola SDM. Untuk itulah diperlukan usaha secara terns menerus dalam meningkatkan kualitas SDM di lingkungan suatu organisasi/perusahaan.                                                                                                             
  4. Untuk mendorong partisipasi pekerja melalui Manajemen SDM diperlukan kemampuan manajer memperlakukan pekerja secara manusiawi. Dari satu sisi perlakuan itu diwujudkan dengan menempatkan setiap pekerja sebagai "subyek", dalam arti dihargai dan dihormati sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Setiap pekerja sebagai individu memiliki harga diri, hak dan kewajiban, kemauan dan kehendak, pikiran pendapat, dan lain-lain yang tidak boleh diabaikan, apa lagi diinjak-injak dan dilanggar. Dari sisi lain sangat penting artinya untuk mewujudkan dan meningkatkan rasa aman dan puas (QWL) yang dibutuhkan oleh setiap manusia dalam bekerja. Manajemen SDM seperti itu akan menjadi moti~ vasi yang positif dalam meningkatkan kesediaan bekerja keras, loyalitas, dedikasi dan kesetiaan pada manajer dan perusahaan secara keseluruhan. Dampak positifnya akan terwujud peningkatan produk, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.                                                                            
  5. Perlakuan secara manusiawi bermakna juga para manajer berkewajiban Inewujudkan, membina dan mengembangkan hubungan sosial dalam bekerja dan pergaulan sehari-hari, yang diwarnai saling menghormati, bertenggang rasa (penuh toleransi) dan mampu menempatkan setiap orang sesuai dengan predikat, posisi dan jabatannya masing-masing. Dalam hubungan sosial yang positif, baik dalam bentuk hubungan formal maupun informal, akan berkembang menjadi perasaan ikut memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggung jawab (sense of responsibility) dan kemauan untuk berpartisipasi (sense of partisipation).                                                                                   
  6. Perlakuan secara manusiawi juga berarti, para pekerja dihormati, dihargai dan diperlakukan sesuai dengan Hak-Hak Asasi Manusia (HAM).


No comments:

Post a Comment